“maafkan aku ukhti,sebenarnya aku tlah menikah disini karena satu hal yang tak bisa kujelaskan, maaf sudah membiarkanmu menunggu, maaf sudah melukaimu,maaf tlah membuatmu berharap,semoga Allah mengampuniku atas kelancanganku mendahului kehendakNya dengan menjanjikan khitbah untukmu, mungkin aku memang bukan yang terbaik untukmu menurutNya”
Bunyi sms pada suatu malam yang dikirim dari sebuah ponsel di belahan lain nusantara.
Berawal dari sebuah reuni SMU setahun enam bulan sebelumnya,
Sama2 masih sendiri, sama2 sebagai insan yang ingin menjaga hati hingga mengantarkan mereka pada sesuatu yang bernama ‘taaruf’ ,kata sepakat akhirnya di dapat dan rencana sebuah pernikahan setahun ke depan disusun sebagai jawaban.
Sore itu,si ikhwan harus kembali ke Kalimantan karena di sanalah dia bekerja, dengan penuh keyakinan dari bibir si ikhwan keluar ucapan “nantikan kepulanganku ya ukh..insya Allah orang tuaku akan mengkhitbahmu segera untukku,agar pada saat aku pulang nanti sudah tinggal menikah”.
Hari2 dilalui si akhwat dengan angan dan harapan akan indahnya masa depan,menit2 dan jam tlah berlalu dengan sempurna, hari barganti minggu, minggu berganti bulan, dan si akhwat tetap menunggu dengan doa,harapan dan kesetiaan.
Tapi sayangnya dia tak punya cukup keberanian untuk bertanya tentang janji yang pernah terucapkan meskipun diantara mereka komunikasi tetap berjalan,mungkin karena dia percaya dan yakin pada si ikhwan.
Hingga suatu malam setelah dua belas purnama… dia terima sms itu, membaca dengan dilinangi air mata, betapa sakitnya…betapa hancurnya..betapa…ahh…andai saja tak pernah ada harapan, andai saja tak pernah membangun mimpi….andai saja …
Tapi segalanya terjadi atas ijinNya, ini hanyalah segores luka yang tak seberapa, mungkin DIA ingin agar dia semakin memahami tentang sabar, tabah, ikhlas dan maaf sehingga dia semakin mengerti bagaimana harus bersyukur.
*luka mungkin akan pergi seiring dengan rasa yang akan terusir dari hati*
* memaafkan bukan bagaimana bisa melupakan namun bagaimana bisa mengikhlaskan*
Untuk setiap hati yang pernah merasakan luka yang sama….
(suatu senja di pojok kamar, 20 mei 2010)
Read more...