Kamis, 28 Januari 2010

ketika harus memilih

seperti benang kusut yang sulit diuraikan....
begitulah sunyi memaknai hidupnya yang berantakan....
peristiwa2 yang menyakitkan datang silih berganti, episode2 kelam yang belum juga sampai pada endingnya, semua itu tlah menyebabkan hilangnya senyum tulus yang dulu slalu menghiasi bibirnya
entah sejak kapan senyum itu hilang...
mungkin sejak 10th silam saat babak terpahit dia lakoni, mungkin sejak 4th lalu ketika mantan calon pendampingnya pergi tanpa permisi dan memilih cinta yang lain, meninggalkannya bersama luka...
mungkin juga sejak kanak2 ketika dia mulai mengerti kenapa ayah bundanya sering beradu volume suara yang slalu tak merdu tuk didengar.
yang pasti Sunyi tak peduli...

sampai saat 12 purnama lalu Kelana datang mengobati sakitnya, Kelana dengan pesonanya, Kelana yang akhirnya bisa mengembalikan senyum tulusnya yang tlah lama hilang, Kelana yang membuatnya berangan tentang indahnya pernikahan...
namun ternyata angan masih sebatas angan, Kelana belum bisa memenuhi janji. Sunyi kecewa namun tidak terluka, tak ada yang salah termasuk keadaan sekalipun, Allah belum berkehendak, itu pikirnya

datang lagi Rimba yang menyodorkan proposal cinta dan menginginkan dirinya, Rimba yang dulu teman sekolahnya dan hanya dia kenal sebagai "anak nakal", Rimba yang sanggup mencuri perhatian ibundanya namun sama sekali tak bisa mengambil hatinya.
hingga membuat Sunyi tak berani menolak juga belum bersedia tuk menerima.

lantas senja kakak terkasihnya mengharapkan dirinya tuk bersama melewati sepi di belahan bumi yang lain, Senja yang amat dia sayang dan rindukan
sungguh Sunyi terlalu takut untuk menyakiti siapapun, tidak Kelana, tidak Rimba, tidak ibundanya, tidak juga kakak tersayangnya

entahlah....apapun yang Sunyi putuskan, dia berharap tak akan menyesal suatu ketika nanti...




( lebih baik tak ada pilihan )

Read more...

Selasa, 05 Januari 2010

goresan kecil

saya tak pernah berpikir bahwa seseorang yang menyakiti saya itu jahat.
saya cuma bertanya-tanya kenapa dia tega melakukan itu...
apakah memang karena saya cukup pantas untuk disakiti?
slalu ada alasan untuk suatu perbuatan, toh saya pasti juga pernah menyakiti orang lain baik saya sengaja maupun tidak.
yang jelas cukup belajar menerima, mengikhlaskan dan memaafkan...

sudah lebih dari dua dasa warsa saya reguk air kehidupan.
meskipun lebih banyak pahit yang saya rasakan, saya tak pernah mengeluh akan takdir saya.
saya juga tak lagi meratap karena penggalan2 episode pilu yang saya lakoni.
roda waktu tlah menempa saya menjadi lebih kuat, sehingga saya tetap bisa tegak berjalan meski melewati kerikil-kerikil tajam.
ada ibu dan kakak2 saya yang slalu bersama saya, siap mengulurkan tangan mereka membantu saya berdiri ketika jatuh...
ada teman2 ngaji saya, ustadz saya yang udah ngingetin saya untuk slalu ingat dan cinta sama Allah dalam keadaan apapun...
ada sahabat2 saya naek gunung yang juga udah menunjukkan pada saya bahwa hidup itu terlalu indah untuk diisi dengan kesedihan...
dan ada seseorang yang menyayangi saya yang udah ngajarin saya bagaimana mencintai tanpa syarat {sungguh saya ingin cinta karena Allah} hingga saya mengerti makna ikhlas....
dan nyatanya Allah satu2nya penyembuh saya dengan mengobati saya melalui mereka...

jadi cuma karena luka kecil yang dia goreskan pada saya, tak akan membuat saya sakit dan jatuh tersungkur sehingga tak sanggup bangun lagi...
saya tak lagi gampang putus asa dan selemah itu...

Read more...

blog sahabat

  ©Editor by Dunia Maya.