Senin, 31 Agustus 2009

teruntuk kakakku tersayang

kutulis dengan penuh sayang, rindu dan khawatir

10 Juni 2006
“ jaga dirimu baik2 yun, doakan mbak atik slalu agar sukses disana, sampein salam mbak tuk semua”
ucapan kakakku menjelang keberangkatannya malam itu jam 23.30 di bandara sukarno hatta…

perpisahan, tetaplah menyakitkan bagi siapapun, apalagi perpisahan dengan seorang kakak yang slama ini selalu bersama dalam suka dan duka di perantauan, tempat berbagi cerita, tangis dan tawa..
demi sebuah peran dikeluarga, dia pergi jauh ke Athena membuang asa yang sempat direnda, meninggalkan seorang terkasih yang pernah jadi bagian harinya dan melepaskan mimpi yang pernah dia rajut

malam itu kulepaskan dia pergi untuk menjemput ketidakpastian yang menurutnya pasti.
“ mbak atik juga mesti jaga diri baik2 ya? ntar pulang bawa bule cakep tuk dikenalin sebagai calon kakak ipar” ucapku dengan tersendat karena mencoba menahan air mata yang terus mengalir…
Pelukan erat, isak tangis tak mampu menahan waktu agar berhenti, kakakku akhirnya melangkah pergi sambil membelai kepalaku yang berjilbab seolah memberi isyarat bahwa dia tak akan pergi lama, “ jangan gampang ngambeg lagi ya”
“met jalan mbak, semoga Allah slalu melindungimu”
Hanya itu yang bisa kuucap dengan lirih, entah dia mendengar atau tidak, yang pasti akan slalu kusebut dia dalam doa2ku nantinya…


Waktu berlalu begitu saja,masih seperti saat2 sebelumnya, tak ada yang istimewa kecuali sepi dalam keterdiaman kamar kontrakan, tak ada yang diajak berantem, tak ada yang diajak nonton drama korea bareng sampe nangis dan yang paling menyedihkan tak ada makanan yang sudah disajikan dimeja saat aku pulang kerja..

Kuhitung lingkaran hari di kalender sejak kakakku pergi, sudah sebulan. sebentuk bayangan pun berkelebat, sedang apakah dia, apakah baik2 saja, bisakah dia adaptasi dengan iklim dan cuacanya, ahh…semoga, mengingat dia sering flu,sakit perut dan masuk angin membuatku khawatir.
Syair lagu korea menyadarkanku dari lamunan tentangnya, lagu yang ku setting sebagai nada dering pengingat pesan masuk di ponselku. kuraih, dan dengan cepat kubuka serta kubaca rangkaian huruf di layar ponsel yang tak pernah jauh dariku.
AP KBR ADKKU YG GMPNG NGMBG?
SMUA BAIK2 SJ KAN?
10:50:05
+30697143XXXX
Nomer yang masih asing bagiku, dengan penasaran dan yakin segera kubalas, dan ternyata benar itu dari kakakku yang paling galak tapi juga paling dekat secara batin, kakak yang kurindukan tentunya.
Ceritapun mengalir melalui sms, saling melontarkan pertanyaan dan memberi jawaban. Banyak yang ingin kutau, bukan hanya tentang dia tapi juga tentang yunani. Dan banyak pula yang dia tanyakan, tentang ibu, tentang seseorang yang pernah dekat dengannya, tentang pacarku, tentang teman2 dan lain2.dan yang membuatku lega karena dia terlihat bahagia melalui caranya bercerita di sms.

Cinta tlah mengajarinya tentang kesetiaan, cinta pada seorang Kelvin, cinta yang mengantarkannya pada situasi dimana dia banyak diomongin orang karena belum menikah,cinta yang…ahh..yang tidak kumengerti saat itu
Karena sebuah perbedaan takdir tidak menyatukan mereka, bukan hanya keyakinan tapi juga status sosial dan budaya, dan yang kuingat kakakku cuma menangis.

“setiap menit yang mbak habiskan bersama dia gak bisa mbak lupakan begitu saja yun”
Kata2 yang pernah dia ucap diantara malam2 kami bersama, tak ada satupun kalimat yang kukatakan sekedar untuk menenangkannya, karena yang kutau dia cuma butuh didengarkan saat2 seperti itu, toh aku juga tidak bisa memberi saran maupun nasehat yang diperlukan.
“ mbak gak yakin bisa menemukan pria lain yang mencintai mbak sebagaimana Kelvin yun, begitu juga sebaliknya”
Betapa sakitnya hatiku merasakan perihnya, mendengarkan kepasrahan ucapannya, tapi aku benar2 belum bisa memahami akan arti cinta sejati, tentang ketulusan dan pengorbanan, yang kutau cuma keindahan dibalik cerita cinta.

tiga warsa tlah berlalu sejak tangisan terakhirnya yang kudengar, dan saat ini dia ada di belahan bumi yang lain, melakoni episode drama kehidupan yang dia mainkan

berbulan-bulan sebelum kutulis cerita ini,
entah pesan keberapa yang kuterima hari itu
MBK PNY CWO SKRNG
DIA GK GNTNG TP BAIK HT
DIA SERIUS SM MBK
Betapa senangnya, betapa leganya…bukan hanya aku, tapi juga ibuku serta kakak2ku yang lain saat baca pesan itu.
Banyak yang dia ceritakan tentang arjuna barunya, kebaikannya, pengorbanan dia untuk keluarga, dan bagaimana dia menjadi rebutan bagi wanita2 indonesia yang bekerja disana, serta rencana2 mereka untuk masa depan,mudah2an pria itu yang menjadi takdirnya, menemaninya hingga akhir waktu yang dia miliki, aku yakin akan harapan itu .

Tapi tadi malam belum sempat kubangun disepertiganya, bersimpuh dalam kepasrahan pada Sang pengasih, serta melantunkan doa , kembali kudengar tangisan kakakku, meskipun tak kulihat air matanya yang mengalir
“ dia selingkuh sama sahabat mbak, yun…padahal cwe itu udah punya suami..padahal mbak mulai bisa mencintai dia sepenuh hati..huuuuhuuu..mbak gak tau mesti gimana nduk………..”
Aku hanya diam, lagi2 bisa kurasakan pedihnya pengkhianatan, sampai ada yang menetes dari sudut mataku
Menyimak cerita pilunya yang dulu juga pernah kulakukan tak sadar membantuku bisa berpikir lebih bijak, meskipun aku sendiri tak bisa menjalani ketika ku terbelenggu pada persoalan cinta.
Ada banyak hal yang ingin kukatakan padanya, tapi tak mampu kukeluarkan dalam bentuk suara. menyatu bersamanya dalam isak yang tak jelas, itu yang kulakukan.
Moment yang dulupun sering terjadi, entah karena nonton cerita sedih atau sharing persoalan masing2 dan keluarga.

Sebentuk memory masa kecil melintas dalam ingatanku tentang mbak atik, dia yang ngajarin aku nyanyi, menghafal doa sebelum tidur , belajar huruf ABCD hingga mengenalkanku pada gatutkaca,arjuna dan bima. Tokoh2 yang selalu kuperankan saat aku main perang2an bersama teman2ku.
satu peristiwa bersamanya dimasa kecil yang paling kuingat adalah saat aku diajak nonton wayang dirumah pak mantri di kampungku, waktu itu lakonnya tentang lahirnya gatutkaca,bukan ceritanya tapi gerakan lincah tangan pak dalang yang menarik perhatianku sebab itu pertama kalinya kulihat.

Mungkin kalau boleh kuumpamakan, manusia bagaikan wayang, yang patuh
memerankan kehendak sang dalang, wayang tak bisa apa2 selain menunggu giliran dimainkan.
Begitupun kita, kita tak tau apa yang akan terjadi hanya yakin kebaikan akan berbuah kebaikan.karena Sang maha bijak yang menentukan segalanya.
Meskipun hidup itu kepasrahan pada sang pemilik kehidupan bukan berarti keputusasaan pada keadaan, semuanya masih mungkin terjadi asal doa terus menemani
Walaupun tetap seperti wayang pada endingnya.
terserah mau dibuat cerita seperti apa, terserah mau diperankan menjadi siapa, tokoh wayangpun tetap bisa berdoa andai mereka mampu melakukannya.
Begitu juga dengan perjalanan cinta kakakku, dengan cerita hidupnya yang berliku, dia cuma pemeran kisah dramatis babak2 cinta dan aku sebagai adikknya cuma bisa berdoa karena harapan tak pernah tiada, berharap episode drama cintanya yang tragis segera berakhir dengan happy end yang romantis.
Meskipun aku tak yakin mbak atik ikut membaca, namun tetap kutorehkan pena pada buku harianku, berharap tautan batin menyampaikan padanya

Meski aku tak mengalami apa yang mbak jalani
Namun aku bisa merasa apa yang mbak rasa
Jangan bersedih, tak usah menangis
Memang adakalanya,
Banyak kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan
tapi justeru kenyataanlah yang selama ini mendewasakan kita
bersabarlah kakakku,
jangan pernah berhenti untuk berdoa dan berusaha
cobalah ikhlas untuk mensyukuri bahwa segalanya anugerahNYA
dan yang paling penting,
disaat beban dipunggungmu terlampau berat engkau rasa
ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu
doakupun selalu untukmu mbak

terbersit sedikit lega dihatiku, meskipun sampai saat ini aku tak tau apa yang terjadi pada kakakku, aku yakin dia cukup tegar melewatinya karena dia adalah mbak atik, aku amat mengenalnya dan itu cukup untuk mengusir kekhawatiranku.

(untuk yang sudah ngajarin aku bagaimana mencintai kata, trimakasih tolong koreksinya)

9 komentar:

IHSAN 5 September 2009 pukul 17.59  

adik tersayang untuk kakak tersayang

ehem ehem ehem

waluyo 6 September 2009 pukul 21.39  

lagi kangen ya mba.....?

Anonim,  6 September 2009 pukul 23.08  

Kenpa harus takut...??? bukankan petir itu anugrah...??? heheheh
kemana ja ngak ol...??? sibuk ma kerjaanya ya...????

NURA 6 September 2009 pukul 23.48  

salam sobatwalau galak tapi tetap sayang salam kakaknya.
siip banget cerpennya.

selamat menunaikan ibadah puasa.

blog sedekah 7 September 2009 pukul 08.51  

aq hampir lupa ma km yun,,,
rupanya km yg suka nabung di warung thoo?

cerita ttg kakamu spt judul blogmu,,,sebagian dr rahasia hati,,kita tdk tahu hati seseorang bersih apa tdk & jujur apa tdk,,,perlu waktu...


sukses slalu buat kakamu & km
blog yg menarik
slm
bs

ivan kavalera 7 September 2009 pukul 14.22  

siip banget. Tak ada yg perlu dikoreksi. Mantap!

NURA 11 September 2009 pukul 01.29  

salam sobat
ada AWARD untuk mba YUNI,,mohon diterima ya,,di blog NURANURANIKU,,trims.

Ardhiansyam 8 Desember 2009 pukul 22.02  

sedang membaca cinta, tentang kata, tentang cinta (halah)

tikno 4 Februari 2010 pukul 13.12  

Terimakasih untuk berbagi cerita yang menarik.

Posting Komentar

blog sahabat

  ©Editor by Dunia Maya.