Kamis, 05 Februari 2009

ikatan batin itu tetap ada

Mata itu begitu redup menunjukkan ketuaan usia pemiliknya, dia sendiri yang menyambut kedatangan kami. Kalau bukan untuk memenuhi permintaan kakakku yang jauh di Athena, mungkin aku tak akan pernah menemuinya walaupun aku selalu memikirkannya. Tapi hari ini saat aku berada di depannya, menatap wajahnya yang begitu senja, mendengar suaranya yang lemah, menyaksikan langkahnya yang terseok-seok dan tangannya yang gemetaran saat mengambilkan minum untuk kami, mendadak rasa benci yang tertanam dalam hati selama bertahun-tahun hilang begitu saja, rasa itu tlah tergantikan dengan perasaan iba, kasihan dan sayang. Ingin aku memeluknya dan menangis sejadi-jadinya untuk mengungkapkan perasaanku saat itu, tapi aku tak bisa, aku terlalu munafik untuk mengakuinya. gambaran masa lalu masih begitu jelas, wajahnya yang garang, suaranya yang menggelegar, tangannya yang kuat saat menampar dan menghajar istri dan anak-anaknya, kakinya yang pernah menendang badanku, bahasanya yang sangat kasar saat melontarkan kata-kata makian pada kami….walaupun semua itu kini sudah tidak dimilikinya. Jauh dilubuk hatiku aku masih sangat menyayanginya juga merindukannya,aku yakin itu. Tapi…andai saja dia tak pernah menikah lagi,andai saja saat ini dia tidak punya anak lagi yang masih bayi,andai saja dia cukup sabar …
setiap peristiwa memang tak akan terjadi tanpa ijin dari ALLAH, ini yang aku yakini sekarang. tanpa banyak kalimat aku serahkan amplop titipan dari kakakku sekedar membantu biaya persalinan istrinya yang juga kelahiran adikku.
Sedih,malu,marah bercampur aduk jadi satu saat kudengar kabar kalau istrinya sedang hamil, bagaimana tidak, umurnya sudah 75th bahkan sudah pantas punya buyut, tapi sekali lagi aku yakin ini adalah takdir, makanya aku melakukan semua ini.
Sudah bertahun-tahun aku tidak bertemu, mungkin sebenarnya keputusanku untuk kembali ke kampung halamanku adalah bagian dari rencanaku untuk memperbaiki semuanya, memperbaiki hubunganku dengan ayahku, membimbing ibu agar semakin mendekatkan diri pada Allah dan berusaha mendamaikan mereka berdua agar tidak ada lagi dendam dan saling menyalahkan, yach…mungkin sebenarnya aku memang ingin melakukan hal ini tanpa aku sadari, bagaimanapun ikatan batin antara ayah dan anak tak akan putus, bagaimanapun aku ingin menjadi anak yang berbakti, bagaimanapun aku tak ingin melihat ayahku terlalu lama menderita akibat perbuatannya dimasa lalu, bagaimanapun aku akan berusaha, bagaimanapun aku yakin bahwa aku bisa.

3 komentar:

Abu Hasna 5 Februari 2009 pukul 00.44  

Ya, itu pasti. Ikatan itu akan selalu ada. Mudah2an semuanya bisa diperbaiki. Dan memang harus diperbaiki.

Adie 5 Februari 2009 pukul 03.06  

Tiada hari tanpa senyuman...senyum hati dan jiwa akan membawa kita dan sekeliling kita di naungi oleh kebahagiaan tnpa bts..sabar yun..semua mslh psti ad jln keluar..

yuni 11 Februari 2009 pukul 19.37  

makasih..makasih atas doanya,atas sarannya..

Posting Komentar

blog sahabat

  ©Editor by Dunia Maya.