Jumat, 20 Februari 2009

sepenggal cerita masa lalu

Terdampar di negeri orang, menjalani kehidupan sebagai seorang pekerja rumah tangga seperti ini, sama sekali bukan impianku, tapi ini adalah bagian dari perjuangan tuk meraih mimpiku. Berat sebenarnya , disaat teman2ku asyik dengan persiapan masuk PTN, aku justru masuk penampungan para calon TKW, disaat temen2ku bahagia menjalani status sebagai mahasiswa baru, aku cukup senang menjadi pembantu baru. Kecewa karena perpisahan orang tua membuat aku ingin lari dari semua dan memikirkan diriku sendiri.

Minggu ini sama dengan minggu2 sebelumnya, beres2 rumah, ngajak anjing jalan-jalan , mandi dan setelah itu harus mencari alasan agar tidak perlu ikut ke gereja. Pernah aku dengan sengaja memasukkan jariku agar muntah dan dikira sakit, sukses banget, majikanku percaya. Pernah juga aku pencet hidungku sampai mataku ikut merah, berhasil juga biar dikira flu. Tapi tidak setiap minggu aku melakukan trik-trik seperti ini, takut mereka curiga, termasuk hari ini aku tidak nemu cara, jadi terpaksa ikut ke gereja, mendengarkan pendeta Jhon berpidato yang kadang juga membuatku menitikkan air mata karena haru, pernah sekali aku disuruh kedepan dan di doakan oleh dia, saat itu aku langsung nangis, dalam pikiranku bagaimana dia bisa tau apa yang terjadi dalam hidupku, bagaimana dia bisa merasakan derita hatiku yang membuat keimananku menjadi goyah, tapi alhamdulillah ALLAH masih melindungiku, walaupun aku tak pernah bisa sholat tapi hatiku tetap mengingatnya dan meyakini bahwa Muhammad adalah rosulnya. Aku juga pernah berdiskusi kecil sama salah satu majikanku saat kami berdua masak tentang siapa sebenarnya Jesus dan Muhammad, keyakinan tetap keyakinan, bagimu agamamu bagiku agamaku yang penting saling menghargai, tidak saling mengganggu.

Majikanku adalah 4 wanita sukses yang mandiri ditambah seorang nenek cerewet tapi sebenarnya baik hati, mereka semua tidak menikah, hanya memelihara 3 anjing lucu yang diperlakukan layaknya manusia, tiap hari makan daging, sarapanpun susu sama roti, saat salah satu anjingnya tidak bisa malihat karena katarak, mereka rela mengeluarkan
S20 000 singapura, sedangkan gajiku cuma S240 sebulan, nyakitin ati. Nasib anjing disini jauh lebih bagus daripada nasib banyak manusia di Indonesia. Tapi aku juga sayang sama mereka, bahkan menurutku anjing2 itu tlah menjadi sahabatku, tempat aku curhat karena tak ada teman, dengan setia mereka duduk didekatku dan mendongakkan kepala sambil menggerak-gerakknan ekor, seolah mengerti dan ingin menghiburku. Kadang aku berpikir dan bertanya dalam hati untuk apa mereka membanting tulang padahal ga punya anak, ternyata justru inilah kebaikan mereka, karena lembaga sosiallah yang nantinya mewarisi harta mereka, usia mereka sudah di atas 50th semua.

“yuni..! when you’re go out 4 walks with the dogs please don’t listen to them, I mean the Bangladesh men,oke..!” majikanku slalu pesan seperti ini padaku setiap aku mau keluar bersama anjing2 mereka 3x sehari, pagi sore dan malam sebelum tidur. Telingaku yang bosan,sangat dimakhlumi karena orang2 bangladesh itu emang pada mata keranjang, ga tahan nglihat wanita, mereka rela ngeluarin berapapun uang mereka agar bisa tidur dengan kami(PRT red),tragisnya banyak kasus pada dipulangin ke negara asal karena ketahuan memasukkan teman pria kedalam rumah dan kebanyakan berasal dari indonesia.mungkin karena diskriminasi terhadap pekerja dari indonesia yang membuat mereka melakukan hal itu, gaji lebih rendah,ga dapet hari libur pula beda banget dengan pekerja dari negara lain.tapi menurutku karena lemahnya iman, alhamdulillah aku terlindungi dari hal seperti itu.

Hal yang paling aku sebali adalah membersihkan benda2 kristal koleksi majikanku, di sudut ruang tamu, di ruang makan, diruang keluarga, di perpustakaan ada benda seperti itu.aku takut jika pecah sebab gajiku belum tentu cukup dipakai buat membeli, dan hal ini harus aku kerjakan seminggu sekali karena orang singapura sangat peduli dengan kebersihan dan keteraturan. Aku lebih suka jika ada pesta atau cuma dinner dengan kolega dirumah, itu berarti aku bebas dari omelan walaupun capek kurasakan. Kadang jam 2 dini hari baru selesai, habis itupun aku masih harus membawa anjing jalan2 sebelum tidur, tapi harus tetap semangat demi cita-cita, malah punya story indah tuk diceritakan, dapat pelajaran hidup yang berharga bagaimana menghargai waktu, menjaga kebersihan, dan banyak lagi. Aku tak pernah menyesal terdampar disini, aku harus bersyukur untuk setiap peristiwa yang aku alami walaupun cukup pahit sekalipun.


(singapura oktober 2002)

7 komentar:

Abu Hasna 20 Februari 2009 pukul 22.24  

ini bisa jadi bahan buat cerpen yun, bagus banget. tinggal dioalh aja dikit.

thanks ya udah jadi komentator paling setia di blogspot saya.

yuni 22 Februari 2009 pukul 16.48  

makasih mas, pengennya saya jadiin novel tapi masih amburadul bahasanya.

Anonim,  23 Februari 2009 pukul 05.36  

wow...subhanallah...
pernah jadi TKI di sgpr...??
wanita yang hebat......
salutt.buat yuni....
tetaap semangat ya menghadapi hidup...

arison 24 Februari 2009 pukul 19.37  

bener tuh mbak..cetitanya bisa jadi novel yang menarik....masalah bahasa kan bisa diedit ulang...salut juga bisa mempertahankan keimanan...

Anonim,  27 Februari 2009 pukul 22.30  

wih ganti tampilan, eh ngomong2 tuh pengalaman kamu yo?....
aq jadi ikut trenyuh......tapi bagus bisa jadi pelajaran di masa datang....walah.....salut buat mbaknya..eh mbak yuni....ngomong2 gak naik gunung lagi nich....

Posting Komentar

blog sahabat

  ©Editor by Dunia Maya.